Sejarah

Kamis, 20 Januari 2011

Inter Menang Tipis atas Cesena



MILAN, KOMPAS.com — Inter Milan hanya sanggup menang tipis 3-2 atas tamunya, Cesena, dalam lanjutan pertandingan Serie-A, Rabu (19/1/2011). Kemenangan ini mengantarkan "La Beneamata" ke peringkat empat dengan 35 poin, tertinggal dua angka dari Lazio dan Napoli yang berada di atasnya.

Mengacu pada statistik, Inter pantas menang di pertandingan ini. "La Beneamata" unggul penguasaan bola hingga 59 persen. Mereka juga melepaskan enam tembakan ke arah gawang, sedangkan Cesena hanya tiga kali mengancam balik.

Laga ini berjalan seru dan terbuka. Meski berstatus sebagai tim tamu, Cesena berani meladeni permainan menyerang tuan rumah. Alhasil, saling serang cepat antarkedua tim terjadi di 45 menit pertama.

Inter unggul lebih dulu melalui penyelesaian akurat Samuel Eto'o di menit ke-14. Memanfaatkan umpan Diego Milito, Eto'o melepas tembakan keras yang menembus sisi kiri bawah gawang Cesena.

Selang satu menit, penderitaan tim tamu semakin bertambah. Kali ini aktornya adalah Milito. Dari sisi kiri, Eto'o melepas umpan terobosan kepada Goran Pandev yang berada di kotak penalti. Dengan cerdik, Pandev kemudian meneruskannya ke Milito yang langsung menjejalkannya ke gawang tim tamu, 2-0 untuk Inter.

Unggul dua gol membuat Inter lengah. Cesena berhasil memanfaatkan keadaan ini dengan membobol gawang Luca Castellazzi sebanyak dua kali. Diawali dari tembakan Erjon Bogdani di menit ke-23 serta sontekan Emanuele Giaccherini, enam menit sesudahnya. Cristian Chivu menutup babak pertama lewat golnya memanfaatkan assist Douglas Maicon di menit ke-45.

Seusai jeda, tempo pertandingan melambat. Cesena yang mencoba bangkit tak mampu melakukan apa-apa karena kehilangan Giaccherini di menit ke-74. Alhasil, Inter berhasil menguasai penuh jalannya laga dan mampu mempertahankan keunggulan mereka hingga peluit akhir dibunyikan.


Susunan pemain
Inter Milan:
 Luca Castellazzi; Marco Materazzi, Lúcio, Cristian Chivu, Maicon; Esteban Cambiasso, Goran Pandev, Dejan Stankovic, Javier Zanetti; Samuel Eto'o, Diego Milito (Jonathan Ludovic Biabiany 20)
Cesena: Francesco Antonioli; Steve von Bergen, Yohan Benalouane, Maurizio Lauro (Paolo Dellafiore 64), Luca Ceccarelli; Giuseppe Colucci, Paolo Sammarco (Fabio Caserta 69), Marco Parolo; Luis Jimenez, Erjon Bogdani, Emanuele Giaccherini

Sampdoria Singkirkan Udinese Melalui Adu Penalti

Coppa Italia




GENOA, KOMPAS.com — Sampdoria berhasil melangkah ke perempat final Piala Italia seusai menyingkirkan Udinese melalui babak adu penalti (5-4), Rabu (19/1/2011). Di babak delapan besar nanti, Sampdoria akan menantang pemenang laga AC Milan melawan Bari yang berlangsung Kamis (20/1/2011).

Pertandingan antara Sampdoria dan Udinese berjalan keras dan menegangkan. Pasalnya, wasit Domenico Celi harus mengeluarkan tiga kartu kuning dan satu kartu merah. Saking ketatnya, kedua tim masih bermain imbang 2-2 hingga babak perpanjangan waktu berakhir.

Sampdoria unggul lebih dulu melalui aksi striker barunya, Federico Macheda, di menit ke-32. Menerima umpan terobosan Giampaolo Pazzini, Macheda menggocek Andrea Coda sebelum akhirnya mengirim tembakan keras yang merobek jala Emanuele Belardi.

Udinese langsung bangkit. Antonio Di Natale dan kawan-kawan menyerang tuan rumah habis-habisan. Usaha ini tak sia-sia karena Mauricio Isla sanggup menyamakan kedudukan di menit ke-90. Pertandingan pun terpaksa dilanjutkan ke masa perpanjangan waktu.

Menangi Derbi, Roma ke Perempat Final

Copa Italia



ROMA, KOMPAS.com — AS Roma sukses memenangkan Derby della Capitale dengan skor 2-1 atas Lazio pada babak 16 besar Piala Italia, Rabu (19/1/2011). Kemenangan ini mengantar "I Giallorossi" ke babak perempat final.

Seperti biasa, Derby della Capitale langsung berjalan dengan tempo tinggi. Lazio bermain lebih dominan di babak pertama. Ancaman pertama mereka datang melalui tembakan striker Libor Kozak dari jarak dekat. Untung bagi Roma, kiper Julio Sergio bereaksi dengan cepat untuk menepisnya.



Memasuki babak kedua, Pelatih Roma, Claudio Ranieri, memasukkan Mirko Vucinic dan Jeremy Menez secara sekaligus. Perubahan ini langsung terasa karena permainan Roma menjadi lebih hidup. Hasilnya, "I Giallorossi" sukses membuka keran gol melalui penalti Marco Borriello di menit ke-53. Wasit menunjuk titik putih setelah Stephan Lichtsteiner menyentuh bola dengan tangan di kotak terlarang.

Kebahagiaan Roma tak bertahan lama. Selang lima menit kemudian, giliran Lazio yang mendapat penalti. Penalti diberikan setelah Juan melanggar Mauro Zarate di area penalti. Hernanes yang maju sebagai eksekutor sukses menaklukkan Julio Sergio dengan mudah.

Gol penentu kemenangan Roma akhirnya lahir lewat aksi gelandang, Fabio Henrique Simplicio, di menit ke-72. Gol ini berawal dari pergerakan lincah Menez di sektor sayap. Pemain Perancis itu kemudian melepas umpan matang yang langsung dihajar Simplicio dengan keras ke gawang Tommaso Berni, 2-1 untuk Roma. Kedudukan ini bertahan hingga laga usai.  

Eto'o Tak Mau Pensiun di Inter

Rabu, 19 Januari 2011 | 04:23 WIB

MILAN, KOMPAS.com — Penyerang Inter Milan, Samuel Eto'o, mengaku berharap bisa melatih klub itu seusai gantung sepatu. Meski begitu, menurutnya, pada musim terakhir sebelum pensiun, ia ingin kembali membela Mallorca.

Mallorca adalah klub Eropa kedua yang dibela Eto'o setelah Real Madrid, yaitu pada periode 2000-2004. Selama periode itu, Eto'o bermain sebanyak 133 kali dan mencetak 54 gol. Bandingkan itu dengan rekor tiga kali main dan dipinjamkan ke tiga klub berbeda selama menjadi milik Madrid pada 1997-2000.


Awalnya, Eto'o juga membela Mallorca sebagai pemain pinjaman. Ia kemudian direkrut permanen sampai kemudian dilepas ke Barcelona pada 2004. Setelah lima musim di Camp Nou, ia bergabung dengan Inter Milan.

Selama bersama Mallorca, Eto'o hanya meraih gelar Copa del Rey 2003. Bahwa kemudian ia mengecap dua gelar Liga Champions, tiga gelar Liga BBVA, dan satu gelar Serie-A ketika di Barcelona dan Inter, menurutnya, itu berkaitan erat dengan perjalanan kariernya di Mallorca.

"Pada tahun terakhir karierku, aku akan ke Mallorca. Mallorca adalah tim yang memberiku kesempatan untuk tumbuh. Dalam dunia sepak bola, Mallorca memberiku kesempatan untuk berkembang dan menjadi pria. Ini adalah sesuatu yang tak ternilai harganya," ujar Eto'o.

"Itulah sebabnya, aku berharap senyum terakhirku di lapangan sepak bola akan bersama Mallorca. Lalu, aku akan kembali ke sini untuk melatih Inter," tambahnya. (IC)

Buffon "Comeback", Juve Gebuk Catania


TURIN, KOMPAS.com — Comeback Gianluigi Buffon ke lapangan berlangsung dengan indah. Ia ikut mengantar Juventus memukul tamunya, Catania, 2-0, pada babak 16 besar Coppa Italia, Kamis atau Jumat (14/1/2011) dini hari WIB. Kemenangan ini mengantarkan Juve ke babak perempat final.
Ini adalah pertama kalinya Buffon bermain sejak mengalami cedera di Piala Dunia lalu. Penampilannya cukup memuaskan karena ia sanggup menjaga gawangnya tetap steril.


Juve sempat mendapat musibah di menit ke-18 ketika Luca Toni mengalami cedera. Meski terpukul, Juve tak menyerah. "I Bianconeri" terus menggempur Catania dan usaha mereka terbayar lewat gol Milos Krasic di menit ke-35.

Menerima umpan dari Del Piero, Krasic melepaskan tembakan voli yang tak mampu dihentikan oleh kiper Andrea Campagnolo, 1-0 untuk Juve. Kedudukan ini bertahan hingga istirahat.

Seusai jeda, tuan rumah tak menurunkan tekanan mereka. Alhasil, gol kedua pun datang berkat penyelesaian akurat Simone Pepe. Memanfaatkan kemelut di depan gawang, Pepe dengan cerdik melepaskan tembakan kaki kiri yang merobek jala Catania, 2-0 untuk Juve.

Catania mencoba bangkit di sisa waktu. Mereka memasukkan Simone Pesce dan Alejandro Gómez guna menambah daya gedor. Sayangnya, semua peluang mereka mentah di tangan Buffon.

Susunan Pemain
Juventus:
 Gianluigi Buffon; Fabio Grosso (Zdenek Grygera 46), Giorgio Chiellini, Leonardo Bonucci, Frederic Sorensen; Milos Krasic, Felipe Melo, Claudio Marchisio, Luca Toni (Alberto Aquilani 18), Simone Pepe, Del Piero

Catania:
 Andrea Campagnolo; Giovanni Marchese, Nicolas Spolli, Matias Agustin Silvestre, Augustyn Blazej, Gennaro Delvecchio, Adrian Ricchiuti, Raphael Martinho (Simone Pesce 76), Fabio Sciacca; Giuseppe Mascara (Alejandro Gómez 74), Mirco Antenucci

PSSI Terancam Dipidanakan



JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) terancam dipidanakan bila tidak membuka informasi tiket Piala AFF 2010 kepada publik.
Koalisi Save Our Soccer (SOS) yang terdiri dari Freedom of Information Network, tokoh masyarakat, dan jaringan suporter telah melayangkan surat kepada PSSI untuk meminta tranparansi keuangan tiket Piala AFF 2010.

Koordinator SOS, Bejo Untung, menilai pengelolaan tiket Piala AFF yang dilakukan oleh PSSI sangat karut-marut. "Antrean, kerusuhan, dan tindakan anarkis bahkan sampai menimbulkan korban terjadi ketika masyarakat pencinta sepakbola ingin mendapatkan tiket. Pada saat yang sama, PSSI justru memberikan tiket gratis kepada sejumlah pejabat tanpa antre," ungkap Bejo kepada wartawan di kantor PSSI, Kamis (20/1/2011).

SOS, kata Bejo, telah menerima sedikitnya 400 surat permintaan informasi dari masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang seperti karyawan swasta, PNS, pensiunan, wartawan, pelajar, mahasiwa, dan ibu rumah tangga.

"Surat permintaan informasi tidak hanya di daerah Jawa tetapi di Sumatera, Kalimantan, Bali, NTT. NTB, Sulawesi, Papua, dan Maluku. Selain itu, perkumpulan pelajar dan mahasiswa di luar neger seperti Amerika, Swiss, dan Jepang juga meminta informasi tiket," beber Bejo.


Atas dasar itu, Bejo berharap PSSI bisa membeberkan informasi mengenai tiket Piala AFF. Sebab, menurut Bejo, permintaan informasi ini didasarkan pada Undang-Undang No 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP).
"UU tersebut menyebutkan bahwa setiap lembaga yang menggalang dana dari publik dan mendapatkan kucuruan dari APBN wajib membuka informasi kepada masyarakat. PSSI merupakan badan publik yang wajib transparan dalam pengeloloannya. Karena itu kami sudah mengirimkan surat kepada PSSI dengan bukti surat permintaan informasi tiket Piala AFF," jelas Bejo.

Sementara itu, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun, mengungkapkan PSSI terancam dipidanakan bila tidak membuka informasi publik.

"Kami kasih kesempatan 10 hari untuk membalas surat tersebut. Kemudian kami kasih waktu 30 hari lagi. Bila tidak ada respon bisa kami sengketakan. Mereka punya 14 hari untuk banding. Kalau tidak ada banding berarti keputusan suah ditetapkan. Maka, badan publik wajib memberikan informasi terhadap pubik," jelas Tama.

"Namun kalau PSSI enggak membeberkannya kita pakai pidana karena dengan tidak memberikan informasi yang termasuk kategori publik. Ancaman pidannya tiga tahun. Kalau normatif satu tahun saja," tegas Tama.

Demo Tak Digubris, Turunkan Nurdin via Youtube

Jakarta - Lagu kritikan terhadap ketua umum PSSI muncul di internet. Menurut penciptanya, lagu tersebut dia buat sebagai bentuk kekesalan atas keangkuhan sang ketua umum dan aksi melecehkan demokrasi.

"Lagu itu saya bikin karena kepingin aspirasi didengar, daripada demo di GBK, capek nggak didengar. Sebelumnya sih nulis-nulis status doang di FB (Facebook), tapi itu udah biasa, ini kan beda" ujar JJ Nahan sang pencipta lagu.


Lagu bikinan JJ Nahan dengan judul "Nurdin Turun Downk...." ramai dibicarakan di beragam komunitas dunia maya sepanjang Kamis (20/1/2011) ini. Lagu berdurasi dua menit dan 34 detik itu mempertanyakan kinerja Nurdin sekaligus memintanya lengser.

Video dan lagu tersebut sesungguhnya dibuat dengan sangat sederhana. Seorang gadis muncul di depan webcam dengan iringan gitar terdengar sebagai latar belakang musik.

"Saya bikinnya cuma dua jam jadi. Terus sorenya saya minta Stefany adik saya untuk nyanyi. Persiapannya juga cuma dua atau tiga kali. Video itu di-upload empat hari lalu," sahut pria yang bekerja di wilayah Kalibata itu.

Video tersebut mendapat pengunjung luar biasa banyak sepanjang hari ini. Jika pada pagi tadi jumlahnya masih ratusan, maka sore ini sudah ada enam ribu lebih pengunjung menyaksikan rekaman tersebut.

"Ini kekesalan yang sudah lama saya rasakan. Nurdin Halid tuh angkuh banget. Ini bukan bermaksud mau provokasi, cuma mau mengekspresikan aja apa yang gue rasain. Gue juga gak berpikir akan seramai ini. Gue pingin ada reformasi di PSSI, gue pingin ceritain apa yang gue tahu aja tentang si Nurdin dan gwe tahunya juga dari media. Pada dasarnya sih kita semua udah tahu. Gue coba kembangin aja."

"Dia bilang gak mau mundur karena demokrasi, kalau gue bilang mempertahankan posisi atas nama demokrasi justru merupakan pelecehan terhadap demokrasi itu sendiri. Kita tahu pssi isinya gimana. Harus diganti total," tuntas pria yang menolak disebut nama aslinya itu.
( din / eno )